Assalamu’alaikum Sobat Inspire! Nah dijaman sekarang banyak sekali tentunya yang ingin bergaya kekinian sesuai zaman yang sudah serba canggih ini, iya kan? Tapi selain itu Sobat Inpire tau ga sih kalau perang yang terjadi sekarang ini juga mengikuti zaman lho.. seperti apa sih?

Nah jadi tidak hanya gaya hidup, gaya busana dan makanan saja yang kekinian. Namun perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi juga menyebabkan bentuk peperangan menjadi berubah.
Jika perang zaman dahulu dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan musuh dengan membawa alat perang, berbeda dengan perang di zaman sekarang ini tak terlihat. Salah satu bentuk peperangan yang tidak terlihat saat ini ialah perang pemikiran atau yang biasa disebut ghazwul fikr. Menurut Ustadz Rahmadon Tosari Fauzi, Dosen UIN Ar-Raniny, “Perang pemikiran atau Ghazwul Fikr ini adalah cara lain dari musuh-musuh Islam, dalam menghancurkan pelan-pelan tanpa disadari dengan mencuci otak kaum muslimin. Ini akibat mereka tidak mampu menghancurkan dan mengalahkan umat Islam secara perang fisik.”
Ghazwul fikr ini nih Sobat Inspire yang diserang ialah peradaban, falsafah, aqidah, serta pemahaman dan pengamalan agama yang benar dari umat. Umat Islam dibuat menjadi kalah dengan tanpa harus mati secara fisik, tapi akal dan pikirannya yang dilumpuhkan dari kebenaran manhaj dan ajaran Islam yang mendasar. Maka dari itu untuk melawan perang ini tentu saja kita harus terus belajar terutama ilmu mantik, ilmu-ilmu logika. Karena pemikiran barat lebih kepada hal-hal yang terlihat oleh mata dan masuk akal saja, sementara dalam islam ada hal-hal yang tidak nampak namun kita diwajibkan untuk mempercayai hal tersebut.
Dikarenakan perang ghazwul fikr ini yang diserang ialah akalnya, maka dari itu agar mampu melawannya kita harus menyiapkan amunisi yang cukup banyak. Kita harus memiliki wawasan yang luas agar kita bisa menjawab dan menyerang balik. Wawasan yang luas tentu saja bisa didapat jika kita banyak membaca buku. Karena seperti pepatah bilang buku ialah jendela dunia, kita tidak perlu keliling dunia, seringnya buku-buku yang kita baca pun mampu membuat kita seperti keliling dunia. Tak hanya itu wawasan yang luas juga bisa datang dari berbagai pegalaman-pengalaman hidup, penelitian langsung pun dapat menambah wawasan yang luas. Sebagaimana ayat al-qur’an yang pertama kali turun ialah “Iqra” yang artinya bacalah. Yakni perintah atau suruhan membaca. Artinya membaca memanglah sangat penting dan dibutuhkan.
Sobat Inpire, selain ghazwul fikr, perang yang marak terjadi di zaman sekarang ini ialah perang online. Perang online ini bisa terjadi tentu saja akibat dari berkembangnya teknologi. Pertanyaannya ialah , teknologi yang sifatnya netral itu tujuan awalnya baik bukan? Agar teknologi tersebut bisa mempermudah dan bermanfaat bagi orang banyak.
Namun yang terjadi kini teknologi tersebut sengaja digunakan sebagai alat untuk memicu kebencian, kerusuhan, kebohongan, dan lainnya. Contoh kecilnya beberapa orang ada yang sengaja membuat akun fake atau akun palsu hanya untuk berkomentar negatif ataupun memposting hal yang bisa memicu keributan. Hal ini memang perbuatan orang-orang yang cupu tidak berani berkomentar atas nama dirinya sendiri, alias pengecut.
Yang mengkhawatirkan ialah jika teknologi seperti media saat ini justru bersaing membuat dan menyebarkan berita bohong, bukan lagi bersaing untuk menyebarkan berita yang jelas dan akurat. Apalagi menjelang pilpres seperti saat ini, entah mengapa ada saja berita hoax yang muncul dan tersebar entah dari mana. Ini jelas membuat masyarakat di giring ke sana kemari dan bingung. Sementara yang masyarakat butuhkan tentu saja berita yang benar dan akurat serta jelas.
Jika pada ruang lingkup yang kecil saja, kabar bohong itu bisa berdampak besar, apalagi pada media, kalau masyarakat tau media tersebut terus menerus atau sering sekali menyebarkan berita bohong tentu saja masyarakat akan kehilangan rasa percaya pada media tersebut.
Walaupun keadaannya seperti itu, kita juga jangan hanya terus menyalahkan dan mengeluhkan kinerja media saja tanpa melakukan apapun. Dan lagi masih ada beberapa media yang tetap berprinsip untuk selalu menyebarkan berita yang benar. Meski telah dibentuk UU ITE untuk para penyebar berita hoax, tapi sebagai penerima informasi lebih baik crossceck dulu, tabayun lebih dulu, jangan sampai kita malah ikut menyebarkan berita hoax tersebut. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs Al-Hujurat ayat 6:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Menurut ayat diatas, Allah melarang hamba-hambanya yang beriman berjalan mengikuti desas-desus. Allah menyuruh kaum mukminin memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka. Tidak semua berita yang disebarkan itu benar, dan juga tidak semua berita yang terucapkan itu sesuai dengan fakta. (Ingatlah), musuh-musuh kalian senantiasa mencari kesempatan untuk menguasai kalian. Maka wajib atas kalian untuk selalu waspada, hingga kalian bisa mengetahui orang yang hendak menebarkan berita yang tidak benar.
Maka dari itu, artinya kita sebagai orang yang beriman wajib mencari tau ataupun meneliti dulu (tabayun) atas informasi apapun yang kita dapatkan atau sedang beredar di masyarakat. Kita harus memiliki filter tersendiri agar tidak terpapar dan terbawa oleh berita hoax. Yuk Sobat Inpire mari sama-sama kita lawan hoax.
Oleh. Amalia Rizki Pratama
