Assalamuallaikum Sobat Inspire
Bismillahirrahmannirrahiim..
Berbicara tentang kemerdekaan, maka yang akan langsung tergambar kebanyakan orang adalah terbebas dari penjajahan. Bahkan di banyak Negara dunia ketika kemerdekaan itu diperingati setiap tahun di semua kalangan pemerintahan,baik dari tingkat pusat maupun ke daerah-daerah. Maka apa sih sebenarnya kemerdekaan itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka artinya bebas dari penghambaan, penjajahan, dll; berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; atau leluasa. Merdeka berarti bebas dari penjajahan, bebas dari tahanan, bebas dari kekuasaan, bebas intimidasi, bebas tekanan, dari nilai dan budaya yang mengungkung diri kita. Itu adalah makna kemerdekaan dari pendekatan terminologis.
Namun kita perlu tahu lebih jauh apa itu hakikat kemerdekaan yang sudah menjadi agenda rutin bangsa Indonesia untuk merayakannya setiap tahun agar ia tidak hanya sekedar ritual dan kebiasaan yg berlalu tanpa makna. Kemerdekaan itu ada dalam dua skalanya, yang pertama skala bangsa dan yang kedua adalah skala individu.
Pada skala bangsa, kemerdekaan itu berarti terbebas dari hegemoni kekuatan bangsa lain, bisa menentukan nasib sendiri, menikmati kekayaan alam sendiri yang digunakan tuk kemakmuran bangsa itu sendiri tanpa ada tekanan dari pihak luar. Ringkasnya merdeka adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri.
Sekarang pertanyaan: “sudahkah bangsa ini menikmati kemerdekaan itu dalam makna yang sebenarnya?” Terlepasnya bangsa Indonesia dari penjajahan yang sarat kezaliman dan kekejaman yang tak berperikemanusiaan dalam kurun waktu tiga setengah abad adalah kenikmatan yang patut kita syukuri.
Sejarah menjadi saksi betapa tersiksanya lahir batin bangsa yang terkungkung dalam keangkuhan penjajah, yang tidak sedikit telah merampas kekayaan tanah air dalam teritorial dimana bangsa yang lahir di negerinya sendiri lebih berhak menikmati serta mendapat manfaat yang lebih darinya. Bukan hanya itu, penjajahan juga telah menginjak-injak harga diri bangsa yang terjajah, dimana kebebasan telah dikuasai oleh nafsu kebinatangan kolonialisme dan imperialisme,
Mari kita diam dan berpikir lebih dalam,ternyata bangsa kita ini belum menikmati kemerdekaaan dalam arti yg hakiki, hegemoni kekuatan asing yang masih sangat kuat dalam banyak sisi di kehidupan bangsa ini. Penjajahan secara fisik memang sudah tidak ada lagi, tetapi penjajahan ekonomi, politik, sosial budaya dan yang lainnya masih begitu kuat. Kita lihat dari sisi ekonomi, kekayaan alam bangsa ini begitu melimpah ruah, tapi kenyataannya kebanyakan tambang di banyak wilayah di negeri ini dikuasai oleh perusahaan multinasional yg dimiliki oleh Asing.
Dari sisi politik, bangsa ini tunduk dan patuh kepada Bangsa lain yang memiliki kekuasaan Adi daya, terlihat dari rasa bangga mendapatkan berbagai penghargaan dan Indonesia di elu-elukan di luar Negeri. Ironinya, kemiskinan dimana-mana, kesenjangan kekayaan dan kesejahteraan rakyat dengan pejabat kian menganga. Seolah-olah kondisi di dalam carut-marut tidak masalah, yang penting baik dimata Asing. sementara itu seorang ustadz yang dari kalangan biasa menyeru pada kebenaran malah dicarikan alasan agar diadili dan dihukum, sedangkan para koruptor yang menyengsarakan berjuta -juta rakyat ini tidak tersentuh tangan hukum dengan alasan menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah. itulah ironi- ironi yang kita rasakan saat ini.
Dari sisi budaya,kita menyaksikan hegemoni budaya asing yg menggerus jati diri bangsa ini begitu luar biasa menghantam para generasi penerus bangsa ini. Inilah fakta dan masih banyak yang lainnya yang menguatkan bahwa kemerdekaan pada skala bangsa belum kita miliki sepenuhnya. Pada skala individu, kemerdekaan bermakna, terbebasnya kita dari belenggu hawa nafsu yg senantiasa mengajak kita tuk terjerumus pada hal-hal yang negatif.
“Lantas Kemerdekaan apa yang harus diperjuangkan saat ini”?
Pada era modern ini kemerdekaan yang harus diperjuangkan adalah kemerdekaan dari segala bentuk peribatan kepada selain Allah SWT. Jika seorang masih dikecam ketakutan kepada sesama manusia, atau makhluk lain. Bisakah ia disebut merdeka? Padahal manusia sama derajatnya di sisi Allah SWT (QS Al- Hujurat [49]: 13). Yang membedakan hanyalah ketakwaannya. Inilah sebagian dari renungan yang perlu hadirkan dalam benak kita agar kita bisa segera bangkit dari keterpurukan ,baik dalam skala individu ataupun dalam skala berbangsa dan bernegara. Jadi Kemerdekaan yang hakiki itu adalah ketika kita dapat bebas menghambakan diri kepada Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan
Wallahu a’lam
Oleh : Keenan Jaki Kahardian

