Artikel, Inspiratif

REMAJA “NGOMPOL” Ngomong Politik

Assalamulaikum Sobat Inspire

Kalau kata Bang Iwan Fals politik itu kejam di salah satu lirik lagunya yang berjudul “Sumbang” lantaran aturan sekuler yang dipakai saat ini. Tetapi kalo aturan Islam yang dipakai buat mengatur urusan umat, dijamin aman dan nyaman. Ini bukan kampanye yah..!. Sekedar ngasih kabar gembira buat kawula muda. Bahwa ngomongin politik bagi remaja justru ngasih banyak kebaikan.

Pertama, merangsang daya pikir. Remaja yang membiasakan diri peduli dengan dunia politik, cara berpikirnya lebih maju dan matang. Nggak cuman mikirin diri sendiri, tapi juga urusan umat. Otomatis daya pikirnya lebih terasah lantaran sering dipakai untuk berpikir masalah umat dan solusinya. Berpikir lebih panjang sebelum memberi suaranya di ajang pemilu. Rasulullah r bersabda : “Barang siapa bangun di pagi hari, tapi tidak memikirkan nasib kaum Muslimin, maka dia bukan termasuk golonganku.” (H.R Ahmad)

Kedua, solving problem. Remaja yang terbiasa ngomongin politik jadi terlatih untuk selalu berusaha memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Bukan malah menghindari atau malah lari. Lantaran politik adalah solusi, bukan cuman mengkritisi masalah. Tak hanya pandai mengkritisi kebobokran penguasa, tapi juga piawai menawarkan solusinya juga.

Ketiga, bertanggung jawab. Remaja yang terbiasa ngomong politik nggak akan lari dari tanggung jawab. Dia sadar, setiap perkataan maupun perbuatannya akan dihitung di akhirat nanti. Bukan hanya di hadapan manusia. Lebih berhati hati dalam mengkritisi dan menawarkan solusi. Termasuk jangan asal nyoblos atau ikut – ikutan masuk bilik suara.

Keempat, awareness/kepedulian. Remaja yang terbiasa ngomong politik otomatis rasa pedulinya terhadap lingkungan dan urusan umat lebih terasah. Sikap egois, invidualis tidak ada dalam kamus hidupnya. Dia peduli dengan pilihannya saat pemilu apakah bisa memberikan maslahat bagi umat atau malah menjadi mudharat.

Kelima, Agent of Change. Remaja yang ngomong politik memantaskna diri menjadi agen perubahan. Sebagaimana Mushab bin Umar, Thariq bin Ziyad atau Muhammad Al Fatih yang menjadi ujung tombak penyebaran Islam di usia mudanya.

Ngomong politik bukan berarti ngoceh tetang peguasa dan kekuasaan semata. Tapi lebih luas dan lengkap mencakup kepedulian terhadap masalah mahalnya biaya pendidikan, krisis ekonomi, seks bebas remaja, hingga gonjang – ganjing perrebutan kursi kekuasaan di ajang pemilu legislatif. Nggak perlu takut atau minder karena Allah I yang menilai sikap kita, bukan manusia.

Oleh : Keenan Jaki Kahardian

Tinggalkan komentar