kisah, Sahabat

“Singa Allah”

Assalamuallaikum sobat inspire

Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan paman sekaligus saudara susuan Rasulullah Saw. Hubungan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Rasulullah bukan hanya sekedar antara paman dan keponakan, melainkan juga antara dua orang sahabat karena keduanya berasal dari satu generasi dengan umur yang berdekatan. Mereka berdua tumbuh bersama, bermain bersama, saling bersenda gurau, dan berjalan bersama dari satu jalan ke jalan yang lain. Namun, arah hidup keduanya amat berbeda di masa mudanya.

            Hamzah bin Abdul Muthalib adalah anak dari Abdul Muthalib dan Ibunya bernama Haulah binti Wuhaib dari Bani Zuhrah. Menurut riwayat pernikahan Abdul Muthalib dan Abdullah bin Abdul Muthalib terjadi bersamaan waktunya dan Ibu dari Nabi, Aminah binti Wahab, adalah saudara sepupu dari Haulah binti Wuhaib. Hamzah bin Abdul Muthalib sangat sayang kepada Rasulullah. Pada suatu hari, ada seorang budak yang mengatakan bahwa keponakannya telah dicaci maki dan diperlakukan tidak manusiawi oleh Abu Jahal. Mendengar perkataan itu, Hamzah bin Abdul Muthalib langsung  mencari Abu Jahal. Setelah melihatnya,  Hamzah bin Abdul Muthalib mendekati Abu Jahal. Diangkatnya busur panah dari punggungnya dan langsung dipukulkan ke kepala Abu Jahal hingga berdarah. Kemudian, Hamzah bin Abdul Muthalib dengan suara yang lantang berkata di hadapan Abu Jahal dan pembesar kaum Quraisy, “Apakah kamu mencaci maki Muhammad? Padahal, aku adalah pengikutnya.

Aku katakan apa yang dia katakan. Camkan itu baik-baik! Ulangilah kepadanya jika kamu mampu!” Memang, Hamzah bin Abdul Muthalib sangat sayang kepada Rasulullah 

Sesampainya di rumah, Hamzah bin Abdul Muthalib berpikir ulang apa yang dikatakannya tadi di dekat Ka’bah. Dia berpikir bagaimana mungkin seseorang meninggalkan agama nenek moyangnya. Tiba -tiba,di pikirannya terbesit rasa penyesalan tentang apa yang diucapkan tadi. Dia kembali meneruskan pengembaraan akalnya. Namun, ketika menyadari bahwa dengan akal saja tidak cukup untuk mencari kebenaran, dia pun pergi ke dekat Ka’bah untuk berdoa meminta kepada Yang Maha Ghaib dengan keikhlasan dan sangat khusyuk supaya nantinya mendapatkan kebenaran dan jalan yang lurus.

Hamzah kemudian masuk Islam dengan penuh keyakinan. Allah Swt memperkuat keislamnya  Hamzah. Keteguhan iman Hamzah merupakan benteng kaum muslimin dan perisai. Sejak Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam, dia berdiri bagaikan benteng dan membela Rasulullah dan para sahabat yang dihina. Dia pun bertekad untuk menyerahkan seluruh kehidupan dan raganya kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Maka, dengan keberanian dan selalu membentengi Rasulullah Saw, Hamzah kemudian diberi gelar oleh Rasul, yaitu Asadullah wa Asadu Rasulihi, Singa Allah dan Singa Rasulullah. Bahkan Hamzah oleh Rasul diserahkan bendera panji Islam pertama untuk dikibarkan dalam pertempuran.

Pada Perang Badar, Hamzah melakukan kehebatan yang luar biasa, yang membuat para sahabat berdecak kagum dan kaum Quraisy ke Makkah dengan membawa kekalahan dan kegagalan yang memalukan. Banyak korban kaum  kafir Quraisy dalam perang tersebut tidak menerima kekalahan. Mereka mulai mempersiapkan diri dan menghimpun segala kekuatan untuk menuntut balas kekalahan yang mereka alami sebelumnya.

Akhirnya, tibalah saatnya Perang Uhud dimana kaum kafir Quraisy disertai beberapa kafilah Arab lainnya bersekutu untuk menghancurkan kaum muslimin. Sasaran utama perang tersebut adalah Rasulullah  Saw dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Dan, mereka memiliki rencana yang keji terhadap Hamzah yaitu dengan menyuruh seorang budak yang mahir dalam menggunakan tombak dan organ hatinya akan diambil serta akan dimakan oleh Hindun yang memiliki dendam kesumat karena suaminya terbunuh dalam Perang Badar.

Akhirnya, kedua pasukan tersebut bertemu dan terjadilah pertempuran yang dahsyat. Hamzah bin Abdul Muthalib berada ditengah-tengah  medan pertempuran untuk memimpin sebagian Muslimin. Dia mulia menyerang ke kiri dan ke kanan. Setiap ada musuh yang berupaya menghadangnya, pastilah kepalanya akan terpisah dari lehernya. Seluruh pasukan kamu muslimin maju hingga akhirnya dapat diperkirakan kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Dan, seandainya pasukan pemanah yang berada di atas Bukit Uhud patuh pada perintah Rasulullah untuk tetap berada disana, niscaya kaum muslimin akan dapat memenangkan pertempuran.

Di saat mereka sedang asyik memunggut harta benda musuh yang tertinggal, kaum kafir Quraisy melihatnya sebagai peluang emas dan berbalik menduduki Bukit Uhud dan mulai melancarkan serangan dengan gencar. Sementara itu, Wasyi bin Harb menyelinap dari bala bantuan pasukan Muslim dengan maksud mencari Hamzah bin Abdul Muthalib. Setelah melihatnya, ia menombak Hamzah tepat di dadanya. Meilhat itu, Hamzah lalu mengejar Wasyi, namun tidak bisa, karen lukanya yang  parah lalu jatuh dan menjadi syuhada di Perang Uhud.

Setelah perang usai Rasulullah dan para sahabatnya yang masih hidup memeriksa jasad dan tubuh para kaum Muslimin yang gugur. Betapa kagetnya mereka mendapati jasad Hamzah bin Abdul Muthalib. Dadanya robek serta hatinya diambil. Rasulullah Saw meneteskan air mata menandakan duka yang paling dalam. Rasulullah berkata, “Tak pernah ku menderita sebagaimana yang kurasakan saat ini. Dan, tidak ada suasana apapun yang lebih menyakitkan diriku daripada suasana sekarang ini.”

oleh. Keenan Jaki Kahardian

Tinggalkan komentar