Inspiratif, kisah

KAMI BUTUH KHALIFAH YANG TAAT!

Assalamullaikum Sobat Inspire

Dalam terminologi keislaman, pemimpin biasa juga disebut sebagai khalifah, amir atau sulthon (sultan), yang berperan sebagai pemimpin sekaligus pemelihara alam semesta, dan bukan hanya alam manusia (rahmatan lil alamin). Manusia mendapat kehormatan sebagai wakil Tuhan di muka bumi, yang atas dasar kehormatan itulah ia harus melindungi alam semesta, bukan sebaliknya malah merusak atau melakukan eksploitasi kekayaan di dalamnya. Bahkan, kerusakan-kerusakan di alam semesta yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia pada dasarnya hanya akan membuat manusia sendiri menderita.

Berkaitan dengan urgensi kepemimpinan, Islam dengan tegas menekankan pentingnya pemimpin, dan masyarakat Islam perlu punya pemimpin. Ajaran Islam juga menggarisbawahi pentingnya seorang Muslim untuk berusaha memiliki kemampuan memimpin, sebab dakwah amar maruf nahi munkar yang menjadi salah satu tugas yang diembannya paling efektif dilakukan melalui kekuasaan. Pemimpin yang baik mendapatkan penghargaan dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Sebaliknya pemimpin yang tidak baik mendapat laknat dan kutukan dari Allah.

Sudahkah Negriku memiliki pemimpin yang demikian?

Yang tidak culas!

Tidak menyepelekan korupsi !

Menindak tegas orang-orang yang memakan hak orang lain!

Menepati janji!

Menegakkan hukum Allah!

Sudah kah??!

Rasulullah Saw menyampaikan pesan:

“Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah suatu amanah, dan di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan kecuali mereka yang mengambilnya dengan cara yang baik serta dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemimpin dengan baik” (HR Muslim).

Jika kita telaah kembali , mencoba melihat apa saja teguran Allah akhir-akhir ini terhadap bumi pertiwi apakah hati atau fikiran para pemimpin itu tidak tergerak ?

Apakah mereka tidak intropeksi? Adakah kesalahan fatal yang telah di buat para petinggi negri ini sehingga Allah murka dan menyentil dengan berbagai bencana yang ada ?

Apakah mereka sadar ?

Atau malah pemimpin kita saat ini adalah orang – orang yang fasik?

Umar Radiyallahu anhu menjelasakan bahwa kerusakan sistem pemerintahan dan dikuasainya berbagai urusan oleh orang-orang yang fasik merupakan sebab kehancuran pilar-pilar umat; dimana beliau mengatakan,” Suatu negeri akan hancur meskipun dia makmur.” Mereka berkata,” Bagaimana suatu negeri hancur sedangkan dia makmur?” Ia menjawab ,” Jika orang-orang yang penghianat menjadi petinggi dan harta dikuasai oleh orang-orang yang fasik.”

Bagaimana bisa seorang pemimpin yang baik membiarkan segala kemaksiatan di negri ini merajalela ? , apakah mereka tahu sebab akibat apa saja yang akan di tanggung oleh negri ini jika mereka membiarkan atau malah membantu menyebarkan kemaksiatan ?

ketaatan dan kemaksiatan juga berdampak dalam kehidupan ekonomi umat, dimana ketaatan akan menjadi sebab diperolehnya keberkahan dalamn segala sesuatu, sedangkan kemaksiatan berakibat tercerabutnya keberkahan dari segala sesuatu . Allah berfirman dalam QS al A’Raf : 96

“ jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan  bumi, tetapi mereka mendustakan( ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya..”

Atau malah dari kitanya sendiri yang ingkar terhadap nikmat Allah ?

Sungguh dahsyat dosa mengingkari nikmat yang diberikan Allah, padahal segala hal yang ada dalam hidup kita merupakan karuniaNya, tapi kita justru menyatakan nikmat tersebut sebagai hasil dari kecerdasan kita sendiri, atau hasil dari usaha keras yang kita lakukan. Maka tak heran jika Allah menimpakan bencana pada orang-orang yang kufur nikmat seperti ini.

“Mereka mengetahui nikmat-nikmat Alloh, (tetapi) kemudian mereka meningkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir,” (QS. An Nahl: 83)

Dosa akibat kufur ini bisa mengakibatkan Allah menurunkan kelaparan dan ketakutan pada sebuah negeri:

“Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat,” (QS. An-Nahl: 112)

Rasanya  sudah seharusnya kita membenahi diri sendiri dan memperhatikan pemimpin manakah dan bagaimanakah untuk memimpin bumi pertiwi ini sehingga menjadikan negri ini kembali menjadi negri subur yang taat akan perintah Tuhannya lewat pemimpinnya.

Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prediket pemimpin  yang disandang manusia  itu merupakan suatu tugas dan amanah yang dititipkan allah kepadanya. Karena ia amanah allah, maka tentu melaksanakan atau menjalankan juga merupakan ibadah. Sebab, dalam konsep islam bahwa segala perintah dan larangan Tuhan jika dipatuhi adalah bernilai suatu pengabdian kepada sang khaliq. Jadi memimpin atau memegang suatu jabatan adalah ibadah.

Semoga dengan suatu saat nanti Allah kirimkan untuk kami seorang pemimpin yang memenuhi kriteria sebagai seorang khalifah, menjalankan hukum Allah sehingga mampu membawa kami (rakyatnya) kepada keindahan syurga kelak.

Oleh. Fathia Irhami

Artikel, Inspiratif, Inspiratif, kisah

Tauhid The Ways To Victory

Assalamuallauku sobat inspire

Islam adalah agama yang dapat menerima perbedaan namun bertujuan untuk ketauhidan kepada Allah SWT. Karena itu Islam adalah agama  tauhid, yaitu agama yang hanya menyembah satu Tuhan. Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung, hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan di samping harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Saat ini banyak orang yang mengaku Islam, namun banyak pula yang tidak mengetahui arti dari tauhid itu sendiri, sementara banyak yang tahu dan hafal siapa artis idola bahkan hobinya. Sebagai contoh banyak yang mengaku menyembah Allah SWT namun banyak juga yang tidak mengenal-Nya. Ia tidak tahu bagaimana sifat-sifat Allah, tidak tahu nama-nama Allah, tidak mengetahui apa hak-hak Allah yang wajib dipenuhinya. Akibatnya, ia tidak mentauhidkan Allah dengan benar dan terjerumus dalam perbuatan syirik.

Sebagai contoh baru-baru ini dunia olahraga keras seperti UFC menyita perhatian, sebabnya ini bukan tarung biasa, ini tentang salah satu legenda UFC, Connor McGregor melawan seorang Muslim. Tak sembarangan, McGregor terkenal dengan rasis, bebas, dekat dengan alkohol, tak memiliki respek pada lawannya, beringas, singkatnya preman. Sedangkan lawannya, Khabib Nurmagomedov bertentangan dengannya. Tak segan Khabib memposting murattal di akun instagramnya, dan berbagai posting dakwah lainnya.

Dan pertarungan ini berubah dari pertarungan gelar menjadi pertarungan harga diri. Pasalnya, ketika temu pra-tanding McGregor berkali-kali memprovokasi Khabib dengan mengatakan bahwa tim Khabib teroris, dan tuduhan lainnya. Bahkan McGregor tak segan menawarkan paksa beer kepada Khabib, sambil menghina dan mencela. Semua itu ditanggapi santai dan santun oleh Khabib.

Khabib menjadikan itu semua kesempatan baginya untuk berdakwah, “saya tak pernah minum (khamr) seumur hidup saya”, tegasnya. Dia mengulang ulang kalimat, “Alhamdulillah”. “insyaAllah”, “Islam adalah yang no.1, olahraga bukan no. 1, “semua alkoholik akan berakhir dengan cara sama”, begitu tegas Khabib

Pertarungan itu berjalan dengan kemenagan dramatis, walau harus dikotori hinaan tim McGregor pada agama, negara dan orangtua Khabib. Kemenangan itu bukan hanya milik Khabib, tapi juga milik seluruh Muslim dunia. MasyaAllah…  

oleh. Keenan Jaki Kahardian

Artikel, Inspiratif, kisah

Do It Not Waiting

asslamuallaikum sobat inspire

Wow, hebat, keren, kok bisa? Kata-kata itu yang selalu keluar saat kita menyaksikan orang-orang yang kita sebut luar biasa. Ketika teman kita mendapatkan prestasi dalam hal akademik, ketika teman kita selalu mendapatkan perwakilan kampus dalam ajang lomba, kita akan bertanya kok bias? Apa bedanya kita dengan mereka?

Sesungguhnya, tidak ada yang beda. Sama-sama ciptaan Allah swt. Sama-sama makan nasi, lalu kenapa? Kenapa kita lebih banyak menjadi penonton daripada pemain. Lebih sering memberikan tepuk tangan kepada teman kita yang luar biasa itu. Kita takjub seolah-olah dia memang  dilahirkan untuk seperti itu. Cobalah tanyakan pada orang-orang yang luar biasa itu. Apa mereka hanya bersantai ria saja? Tentu tidak mungkin. Secerdas apapun seorang pelajar jika tidak belajar dan terus mengulang, tidak akan mungkin bisa mendapatkan prestasi. Mungkin kita melihat teman kita santai-santai saja. Sebenarnya yang kita lihat dengan mata kita salah, karena waktu kita melihat dia memang sedang santai. Tidak mungkin seorang pemain bola selincah Cristian Ronaldo hanya bersantai-santai saja. Ia berlatih dan terus berlatih hingga bola takluk ketika berada di kakinya.

Lalu bagaimana dengan kita?. Jika kita cemburu iri kepada orang-orang yang luar biasa itu, artinya ada kesempatan untuk kita seperti mereka. Tentu saja iri dengan prestasi-prestasi yang baik. Rasulullah, “Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR. Muslim). Jadi jelas, kita boleh iri  pada mereka yang berharta dan membelanjakan harta itu di jalan Allah. Dan kita boleh iri pada mereka yang punya ilmu (prestasi).

Lalu untuk bisa seperti orang-orang yang luar biasa itu bagaiamana? Jawabannya adalah Doing Not Waiting. Menunggu sangat menyebalkan. Karena itu jangan menunggu. Percuma kalau menunggu saja. Tapi melakukan, katakan ini dan catat: Aku tidak menunggu harus hafal Al Quran dan Hadist dulu untuk berdakwah tapi yang dilakukan adalah terus belajar dan memnyampaikan meski sedikit yang didapat dari belajar. Karena waktu tak pernah menungguku, kesempatan takkan datang tuk kedua kali. Kalau pun dia datang pasti bukan untukku lagi.

oleh. Keenan Jaki Kahardian

Artikel, Inspiratif, kisah

TAKE ACTION NOW

Assalamualaikum Sobat Inspire

Ideas are free, but action is priceless! Ungkapan yang pas buat kita yang masih muda. Kebayakan bicara tidak akan menghasilkan apa-apa untuk kita menjadi ‘sesuatu’. Hal yang terkesan biasa saja menjadi wah ketika kita tidak bisa untuk melakukan hal itu, why? Karena belum pernah mencoba untuk menunjukkan yang sejatinya kita juga bisa. Sebagai contoh sosok pemuda bernama Muhammad II bin murad penakluk Konstatinopel yang sebelumnya juga pemuda biasa yang belum bisa apa-apa , tapi kesungguhan membuat ia menyanggupi apa yang telah dijanjikan dari bisyarah Rasulullah dan ia pun bisa melakukan hal yang tidak pernah diajarkan pada dunia sebelumnya. Ketika itu usianya masih belia dan semua orang akan menggira bahwa itu hanya isapan jempol belaka. Pemuda ini ingin menaklukan kota yang belum pernah tertaklukkan 1123 tahun lamanya. Walhasil semuanya menjadi mungkin ia raih dengan action, tindakkan ini merupakan hal yang tidak ternilai jika kita ingin mencobanya. But, now we are need action!

Banyak penghalang menjadi gembok bagi diri kita sendiri yang selalu merasa ‘tak akan bisa dan takkan pernah bisa’ padahal belum mencoba. Selalu berpikir bahwa orang yang notabene juara punya anugerah yang lebih dan tidak sama dengan mereka yang merasa dirinya ‘tidak bisa’ untuk juara, dan mereka selalu berpendapat “jelaslah dia bisa dapat nilai bagus otak yang Allah berikan porsinyakan gak sama kaya aku….” padahal semua itu tidak akan pernah terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha. Jika kita percaya bahwa Allah Maha Penyayang ia pasti tidak akan membiarkan hambanya sendirian untuk menghadapi kesulitan yang dihadapinya dengan catatan jika hambanya itu ingin meminta pertolongan kepada-Nya justru itu jika kita menginginkan sesuatu minta saja pada Allah yang pastinya tidak akan mengecewakan kita dijamin. Karena tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk melakukan sesuatu, bagi-Nya itu perkara yang sangat mudah. Tidak ada kata tidak mungkin untuk kita melakukan yang orang lain belum pernah melakukan sebelumnya karena kita masih punya harapan yang terbentang luas untuk merealisasikan impian kita because Impossible is Nothing..!

Muhammad II bin Murad penakluk Konstatinopel adalah potret kecil, yang menjadi gambarkan pemuda Islam saat mimpi emas mereka terwujud. Semua hal yang ia impikan terwujud karena satu misi yang sama yaitu mendapatkan ridhaNya disetiap denyut nadinya, disetiap langkahnya dan disetiap hembusan nafas mereka seolah-olah Islam telah telah mendarah daging di dalam tubuhnya. Jangan takut untuk untuk bermimpi karena mimpi itu tidak sulit. Tapi bangunlah dan lakukanlah hal yang kau impikan.

Oleh : Keenan Jaki Kahardian

Artikel, Inspiratif, kisah

KEMERDEKAAN YANG HAKIKI

Assalamuallaikum Sobat Inspire

Bismillahirrahmannirrahiim..

Berbicara tentang kemerdekaan, maka yang akan langsung tergambar kebanyakan orang adalah terbebas dari penjajahan. Bahkan di banyak Negara dunia ketika kemerdekaan itu diperingati setiap tahun di semua kalangan pemerintahan,baik dari tingkat pusat maupun ke daerah-daerah. Maka apa sih sebenarnya kemerdekaan itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka artinya bebas dari penghambaan, penjajahan, dll; berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; atau leluasa. Merdeka berarti bebas dari penjajahan, bebas dari tahanan, bebas dari kekuasaan, bebas intimidasi, bebas tekanan, dari nilai dan budaya yang mengungkung diri kita. Itu adalah makna kemerdekaan dari pendekatan terminologis.

Namun kita perlu tahu lebih jauh apa itu hakikat kemerdekaan yang sudah menjadi agenda rutin bangsa Indonesia untuk merayakannya setiap tahun agar ia tidak hanya sekedar ritual dan kebiasaan yg berlalu tanpa makna. Kemerdekaan itu ada dalam dua skalanya, yang pertama skala bangsa dan yang kedua adalah skala individu.

Pada skala bangsa, kemerdekaan itu berarti terbebas dari hegemoni kekuatan bangsa lain, bisa menentukan nasib sendiri, menikmati kekayaan alam sendiri yang digunakan tuk kemakmuran bangsa itu sendiri tanpa ada tekanan dari pihak luar. Ringkasnya merdeka adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Sekarang pertanyaan: “sudahkah bangsa ini menikmati kemerdekaan itu dalam makna yang sebenarnya?” Terlepasnya bangsa Indonesia dari penjajahan yang sarat kezaliman dan kekejaman yang tak berperikemanusiaan dalam kurun waktu tiga setengah abad adalah kenikmatan yang patut kita syukuri.

Sejarah menjadi saksi betapa tersiksanya lahir batin bangsa yang terkungkung dalam keangkuhan penjajah, yang tidak sedikit telah merampas kekayaan tanah air dalam teritorial dimana bangsa yang lahir di negerinya sendiri lebih berhak menikmati serta mendapat manfaat yang lebih darinya. Bukan hanya itu, penjajahan juga telah menginjak-injak harga diri bangsa yang terjajah, dimana kebebasan telah dikuasai oleh nafsu kebinatangan kolonialisme dan imperialisme,

Mari kita diam dan berpikir lebih dalam,ternyata bangsa kita ini belum menikmati kemerdekaaan dalam arti yg hakiki, hegemoni kekuatan asing yang masih sangat kuat dalam banyak sisi di kehidupan bangsa ini. Penjajahan secara fisik memang sudah tidak ada lagi, tetapi penjajahan ekonomi, politik, sosial budaya dan yang lainnya masih begitu kuat. Kita lihat dari sisi ekonomi, kekayaan alam bangsa ini begitu melimpah ruah, tapi kenyataannya kebanyakan tambang di banyak wilayah di negeri ini dikuasai oleh perusahaan multinasional yg dimiliki oleh Asing.

Dari sisi politik, bangsa ini tunduk dan patuh kepada Bangsa lain yang memiliki kekuasaan Adi daya, terlihat dari rasa bangga mendapatkan berbagai penghargaan dan Indonesia di elu-elukan di luar Negeri. Ironinya, kemiskinan dimana-mana, kesenjangan kekayaan dan kesejahteraan rakyat dengan pejabat kian menganga. Seolah-olah kondisi di dalam carut-marut tidak masalah, yang penting baik dimata Asing. sementara itu seorang ustadz yang dari kalangan biasa menyeru pada kebenaran malah dicarikan alasan agar diadili dan dihukum, sedangkan para koruptor yang menyengsarakan berjuta -juta rakyat ini tidak tersentuh tangan hukum dengan alasan menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah. itulah ironi- ironi yang kita rasakan saat ini.

Dari sisi budaya,kita menyaksikan hegemoni budaya asing yg menggerus jati diri bangsa ini begitu luar biasa menghantam para generasi penerus bangsa ini. Inilah fakta dan masih banyak yang lainnya yang menguatkan bahwa kemerdekaan pada skala bangsa belum kita miliki sepenuhnya. Pada skala individu, kemerdekaan bermakna, terbebasnya kita dari belenggu hawa nafsu yg senantiasa mengajak kita tuk terjerumus pada hal-hal yang negatif.

“Lantas Kemerdekaan apa yang harus diperjuangkan saat ini”?

Pada era modern ini kemerdekaan yang harus diperjuangkan adalah kemerdekaan dari segala bentuk peribatan kepada selain Allah SWT. Jika seorang masih dikecam ketakutan kepada sesama manusia, atau makhluk lain. Bisakah ia disebut merdeka? Padahal manusia sama derajatnya di sisi Allah SWT (QS Al- Hujurat [49]: 13). Yang membedakan hanyalah ketakwaannya. Inilah sebagian dari renungan yang perlu hadirkan dalam benak kita agar kita bisa segera bangkit dari keterpurukan ,baik dalam skala individu ataupun dalam skala berbangsa dan bernegara. Jadi Kemerdekaan yang hakiki itu adalah ketika kita dapat bebas menghambakan diri kepada Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan

Wallahu a’lam

Oleh : Keenan Jaki Kahardian

Artikel, Inspiratif

REMAJA “NGOMPOL” Ngomong Politik

Assalamulaikum Sobat Inspire

Kalau kata Bang Iwan Fals politik itu kejam di salah satu lirik lagunya yang berjudul “Sumbang” lantaran aturan sekuler yang dipakai saat ini. Tetapi kalo aturan Islam yang dipakai buat mengatur urusan umat, dijamin aman dan nyaman. Ini bukan kampanye yah..!. Sekedar ngasih kabar gembira buat kawula muda. Bahwa ngomongin politik bagi remaja justru ngasih banyak kebaikan.

Pertama, merangsang daya pikir. Remaja yang membiasakan diri peduli dengan dunia politik, cara berpikirnya lebih maju dan matang. Nggak cuman mikirin diri sendiri, tapi juga urusan umat. Otomatis daya pikirnya lebih terasah lantaran sering dipakai untuk berpikir masalah umat dan solusinya. Berpikir lebih panjang sebelum memberi suaranya di ajang pemilu. Rasulullah r bersabda : “Barang siapa bangun di pagi hari, tapi tidak memikirkan nasib kaum Muslimin, maka dia bukan termasuk golonganku.” (H.R Ahmad)

Kedua, solving problem. Remaja yang terbiasa ngomongin politik jadi terlatih untuk selalu berusaha memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Bukan malah menghindari atau malah lari. Lantaran politik adalah solusi, bukan cuman mengkritisi masalah. Tak hanya pandai mengkritisi kebobokran penguasa, tapi juga piawai menawarkan solusinya juga.

Ketiga, bertanggung jawab. Remaja yang terbiasa ngomong politik nggak akan lari dari tanggung jawab. Dia sadar, setiap perkataan maupun perbuatannya akan dihitung di akhirat nanti. Bukan hanya di hadapan manusia. Lebih berhati hati dalam mengkritisi dan menawarkan solusi. Termasuk jangan asal nyoblos atau ikut – ikutan masuk bilik suara.

Keempat, awareness/kepedulian. Remaja yang terbiasa ngomong politik otomatis rasa pedulinya terhadap lingkungan dan urusan umat lebih terasah. Sikap egois, invidualis tidak ada dalam kamus hidupnya. Dia peduli dengan pilihannya saat pemilu apakah bisa memberikan maslahat bagi umat atau malah menjadi mudharat.

Kelima, Agent of Change. Remaja yang ngomong politik memantaskna diri menjadi agen perubahan. Sebagaimana Mushab bin Umar, Thariq bin Ziyad atau Muhammad Al Fatih yang menjadi ujung tombak penyebaran Islam di usia mudanya.

Ngomong politik bukan berarti ngoceh tetang peguasa dan kekuasaan semata. Tapi lebih luas dan lengkap mencakup kepedulian terhadap masalah mahalnya biaya pendidikan, krisis ekonomi, seks bebas remaja, hingga gonjang – ganjing perrebutan kursi kekuasaan di ajang pemilu legislatif. Nggak perlu takut atau minder karena Allah I yang menilai sikap kita, bukan manusia.

Oleh : Keenan Jaki Kahardian

Inspiratif, kisah

Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Terhebat yang Menjelajahi Dunia untuk Siar Agama

Assalamu’alaikum

Hallo Sobat Inspire…

Ibnu Batutah lahir di Maroko pada tahun 1304, saat usianya mencapai 20 tahun, dia mulai terobsesi untuk mengelilingi dunia. Dengan kemampuan yang dimiliki, Ibnu Batutah melangsungkan perjalanannya untuk naik haji di Mekah. Dari sana, dia mulai banyak melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang tidak pernah dibayangkannya.

Misi Perjalanan Ibnu Batutah

Saat muda Ibnu Batutah mendapatkan pendidikan terbaik karena memiliki ayah seorang hakim. Dari sini, dia belajar banyak hal baru sehingga rasa penasarannya akan kebudayaan baru di seluruh dunia mulai tumbuh. Saat dirinya mulai yakin dan merasa mampu melakukan perjalanan, Ibnu Batutah mulai melakukan penjelajahan meski harus meninggalkan keluarga termasuk anak dan istrinya.

Mengelilingi 44 Negara di Seluruh Dunia

Dari beberapa catatan sejarah, Ibnu Batutah melakukan perjalanan di 44 negara di seluruh dunia dengan mayoritas muslim. Di kawasan itu, dia melakukan pendekatan baik secara budaya maupun agama untuk mempelajari apa saja yang ada. Ibnu Batutah menginginkan sesuatu yang baru sehingga mengunjungi negeri yang baru adalah impiannya.

Mengelilingi 44 Negara di Seluruh Dunia

Negara yang pernah dijelajahi oleh Ibnu Batutah meliputi Tiongkok, India, Rusia, Suriah, Tanzania, Turki, Negara Jazirah Arab, dan Indonesia khususnya kawasan Samudra Pasai yang kala itu sudah memeluk Islam. Di Samudra Pasai (Ibnu Batutah pernah salah menyebutnya Jawa pada catatannya), Ibnu Batutah melakukan perdagangan terutama rempah-rempah yang sangat berharga dan bernilai jual tinggi.

Belajar Budaya dan Siar Agama

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan 44 negara adalah 30 tahun. Selama itu, Ibnu Batutah tidak pulang ke Maroko sehingga saat anak dan ayahnya meninggal dia tidak tahun. Namun, meski menyisakan duka yang mendalam, perjalanan yang dilakukan oleh Ibnu Batutah memberikan banyak sekali pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apa pun.

Selama melakukan perjalanan ke 44 negara di dunia, Ibnu banyak melakukan siar agama Islam. Di negara-negara yang penduduknya masih belum beragama Islam, dia melakukan perdagangan atau kerja sama di bidang lain dengan memasukkan unsur Islam meski tidak secara langsung. Ibnu Batutah ingin apa yang dia miliki dipelajari oleh kawasan yang disinggahi dan dia ingin mempelajari juga budaya di daerah tersebut yang sesuai dengan keyakinannya.

Kisah Perjalanan Ibnu Batutah Jadi Rujukan Penjelajah Eropa

Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 30 tahun, Ibnu Batutah akhirnya kembali lagi ke Maroko. Mengetahui ada salah satu warganya yang melakukan perjalanan panjang, Sultan Fez memerintahkan juru tulis bernama Ibnu Juzai untuk menulis kisahnya. Ibnu Batutah diminta menceritakan apa yang dilakukan selama penjelajahan untuk dibuatkan laporan penjelajahan yang komplit.

Dalam penulisan laporan Ibnu Juzai sedikit mengalami kesulitan. Pasalnya, Ibnu Batutah jarang sekali menuliskan laporan perjalanannya. Dia hanya sesekali menulis apa yang dia sukai pada buku harian. Dari buku harian dan apa yang diingatnya, laporan perjalanan berhasil disusun dengan baik dan akhirnya disebarkan ke banyak negara Arab hingga sampai ke Eropa dan dijadikan rujukan penjelajahan.

Inilah kisah tentang Ibnu Batutah yang dikenal sebagai penjelajah muslim terhebat di dunia. Selama perjalanan, dia tidak melakukan penjajahan seperti penjelajah Eropa lain. Justru dia melakukan siar Islam dan kerja sama dengan banyak pihak. Luar biasa

Oleh Fathia Irhami