kisah, Sahabat

Thalhah bin Ubadillah

Assalamu’alaikum

Hallo Sobat Inspire

Satu lagi nih Sahabat Rasullullah sekaligus prajurit kebanggaan Muslim. yaitu Thalhah bin Ubadillah


Thalhah bin Ubadillah wafat pada tahun 36 H/656 M. Dia adalah seorang sahabat Rasulullah dan merupakan prajurit handal di medan pertempuran. Dia berasal dari suku Quraisy. Thalhah bin Ubadillah mempunyai nama lengkap Thalhah bin Abdullah bin Utsman bin Ka’ab bin Said. Dia merupakan konsultan dan salah satu orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah Saw.

Sebagai seorang muslim yang setia kepada Rasulullah, dia tidak pernah absen dalam pertempuran menegakkan kalimat Allah. Perjuagannya tidak hanya harta benda, melainkan juga jiwa raga. Pada saat Perang Uhud, dia menderita luka parah. Dia menggunakan dirinya sebagai perisai Rasulullah dan mengalihkan anak panah yang akan menancap ke tubuh Rasulullah dengan tangannya sehingga semua   jemarinya putus. Thalhah bin Ubadillah wafat akibat anak panah di Perang Jamal.

Thalhah bin Ubadillah masuk Islam secara Kaffah. Dia tidak pernah mengingkari janji dan terkenal sebagai orang yang jujur yang ditunjukkan dari perilakunya sehari-hari. Dia tidak pernah menipu apalagi berkhianat sebelum dan sesudah masuk Islam. Dia masuk Islam melalui Abu Bakar Shiddiq. Keduanya menemui Rasulullah Saw. Di hadapan Rasulullah, keduanya menghaturkan niat ingin  memeluk Islam dan mengucapkan kalimat syahadat. Setelah itu, mereka meninggalkan Rasulullah. Namun, di tengah perjalanan mereka di cegat oleh orang Quraisy yang terkenal dengan sebutan “Singa Quraisy”, yaitu Nofal bin Khuwalid. Nofal kemudian memanggil orang-orangnya untuk menangkap mereka berdua. Thalhah dan Abu Bakar tidak hanya ditangkap, melainkan diikat dalam satu tambang. Semua itu dilakukan Nofal sebagai siksaan kepada orang-orang yang memeluk Islam. Dari kejadian itu, Thalhah dan Abu Bakar d juluki Alqari’ Nain atau Dua Serangkai.

Sejarah perjalanan Thalhah bin Ubadillah merupakan hembusan angin yang harum dalam rangkaian sejarah yang patut kita teladani bersama. Alangkah indhnya apabila kita melanjutkan perilaku orang-orang terdahulu dalam menjalankan Syariat Islam sebagaimana dikuatkan oleh firman Allah Swt :

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

“sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang- orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya.” (QS. Qaaf : 37 )

Thalhah bin Ubadidillah merupakan seorang lelaki yang gagah berani, tidak takut menghadapi kesulitan apapun, kesaktian dan segala macam ujian lainnya. Dia merupakan orang yang kokoh dalam mempertahankan pendirian meskipun pada waktu di masih jahiliyah.

Dalam sejarah, diceritakan bahwa Thalhah tertarik masuk Islam saat berdagang di Bashra. Disana, ada seorang pendeta sedang mencari seseorang yang bersalah dari kota Makkah .Kemudian,Thalhah menghampiri pendeta tersebut dan memberi tahu bahwa dirinya bersalah dari Makkah. Ternyata, pendeta tersebut menanyakan seorang lelaki yang bernama Ahmad bin Abdillah bin Abdul Muthalib karena beliau merupakan nabi penutup zaman. Akhirnya, setelah pulang ke kota Makkah, Thalhah bertemu Abu Bakar dan  kemudian Thalahah masuk Islam sesudah Utsman bin Affan.

Thalhah bin Ubadillah sewaktu Perang Badar terjadi  tidak ikut bertempur karena diurus oleh Rasulullah sebagai pegintai tentara Quraisy yang menuju daerah Alhaura. Pada Perang Uhud, Thalhah benar-benar jadi perisai Rasulullah di kala para tentara Quraisy berusaha mencari Rasulullah, dengan pedang yang tajam terus menebas pejuang Muslim. Mereka sangat benci, kesal, dan dendam membara kepada Rasulullah dan Umat Muslim. Akan tetapi, Rasulullah terus di lindungi oleh Para Pejuang Muslim dengan jiwa dan raganya. Mereka rela terkena sabetan pedang dan serta tikaman anak panah di tubuh. Pedang, panah, dan tombak terus menhujam Pejuang Muslim, tetapi mereka tetap bertahan melawan tentara Quraisy, termasuk Thalhah bin Ubadillah. Dia mengayunkan pedangnya ke kanan dan kiri dan melompat ke arah Rasulullah tatkala beliau berdarah. Dipeluknya tubuh Rasulullah dengan tangan kiri dan dadanya, sementara tangannya kanannya terus menebas batang leher musuh-musuhnya. Dia tidak memperdulikan dirinya, yang penting Rasulullah selamat dari  amukan pedang tentara Quraisy. Pada waktu itu tubuh Thalhah tertebas senjata tajam lebih dari tujuh puluh tikaman dan jari tangannya pun putus. Peristiwa ini merupakan pelajaran dan pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Itulah sekilas uraian tentang keteguhan dan pengorbanan Thalhah melindungi Rasul-Nya. Dia memang merupakan seorang pejuang dalam barisan Perang Uhud. Dia siap berkorban membela Rasulullah. Dia memang patut ditempatkan pada barisan depan karena Allah telah menganugerahkan kepada dirinya fisik yang kuat dan kekar, keimanan yang teguh, dan keikhlasan pada agama Allah.

Setelah banyak yang jatuh korban baik dari kedua belah pihak, tentara Quraisy Akhirnya meninggalkan medan pertempuran. Waktu itu, tentara Quraisy mengira Rasulullah sudah tewas. Rasulullah kemudian dipapah oleh Thalhah menaiki bukit yang ada di ujung medan pertempuran. Tangan,tubuh, dan kakinya diciumi oleh Thalhah seraya berkata, “Aku tebus engkau, ya Rasullah dengan ayah ibuku.”

Rasulullah menjawab, “Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak peristiwa itulah, Thalhah mendapatkan  julukan “Burung Elang dari Uhud.

Thalhah bin Ubaidillah  tidak hanya sebagai pejuang Islam, dia juga dermawan bagi orang-orang yang tidak mampu. Dia memang termasuk orang kaya raya di kalangan muslimin. Kedermawannya juga dikisahkan oleh Assaib bin Zaid. Katanya, “Aku berkawan dengan Thalhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorang pun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya.”

Sebagaimana Seorang Muslim lainya, Thalhah juga hijrah ke Madinah bersama orang-orang Islam termasuk di dalamnya Ummu Kultsum dan Fatimah putri Rasulullah. Thalhah wafat saat Perang Jamal, ketika sebuah panah mengenai betisnya. Dia segera dipindahkan ke Basra dan tak berapa lam kemudian dia wafat pada usia enam puluh tahun dan dikubur di dekat padang rumput di Basra.

By. Keenan Jaki Kahardian

kisah, Sahabat

THARIQ BIN ZIYAD

Assalamualaikum ..

Hai sobat inspire

Tahu ga sih ternyata banyak banget loh tokoh- tokoh inspirasi muslim yang tentunya sangat patut untuk di jadikan contoh bagi para penerus generasi muslim milenial masa kini loh ..

Salah satunya adalah  THARIQ BIN ZIYAD.

Thariq adalah salah seorang panglima terbesar dalam sejarah Islam yang merupakan prajurit Kerajaan Umawiyah (Bani Umayyah). Setelah Musa bin Nushair membuka jalan pasukan Islam ke Eropa, Thariq bin Ziyad menyempurnakannya dengan menaklukkan Andalusia. Atas perintah Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Thariq membawa pasukan Islam menyeberangi selat Gibraltar menuju daratan Eropa dari sinilah sejarah bangsa Ifranji –sebutan untuk orang-orang Eropa- itu berubah

Tau ga sih ..

Thariq bin Ziyad dilahirkan pada tahun 50 H atau 670 M di Kenchela, Aljazair, dari kabilah Nafzah. Ia bukanlah seorang Arab, akan tetapi seorang yang berasal dari kabilah Barbar yang tinggal di Maroko. Masa kecilnya sama seperti masa kecil kebanyakan umat Islam saat itu, ia belajar membaca dan menulis, juga menghafal surat-surat Alquran dan hadis-hadis .. wah keren banget kan thariq di masa kecil ..

Dimasa perjalanan annya dalam menyebarkan Islam , Salah satu daerah yang paling strategis di wilayah Afrika Utara adalah Maroko. Daerah ini telah mengenal Islam sebelum kedatangan Musa bin Nushair dan pasukannya –Thariq bin Ziyad termasuk pasukan Musa bin Nushair-. Namun penduduk di daerah ini belum menerima Islam secara utuh dan keimanan mereka belum kokoh, terbukti dengan seringnya masyarakat wilayah ini berganti agama dari Islam ke agama selainnya.

Di antara penyebab pergantian agama ini karena penaklukan Maroko di masa Uqbah bin Nafi’, kurang memperhatikan pendidikan keagamaan. Islam belum mapan di suatu daerah, Uqbah dan pasukannya sudah berangkat ke daerah lainnya. Selain itu keadaan bangsa Barbar di Afrika Utara yang memang mewaspadai pergerakan Uqbah bin Nafi’. Keadaan demikian menyebabkan masyarakat Maroko sering murtad setelah masuk ke dalam Islam .

Dalam perjalanan menaklukkan Afrika Utara, Musa bin Nushair dibuat kagum dengan kesungguhan dan keberanian salah seorang pasukannya yang bernama Thariq bin Ziyad. Setelah menaklukkan beberapa wilayah, akhirnya pasukan ini berhasil menaklukkan Kota Al-Hoceima, salah satu kota penting di Maroko. Kota ini sebagai wilayah strategis yang mengantarkan pasukan Islam menguasai semua wilayah Maroko. Musa kembali ke Qairawan sedangkan Thariq menetap di sana dan memberi pengajaran keagamaan kepada masyarakat Barbar Maroko.

Salah satu rahasia mengapa agama Islam begitu diterima di wilayah-wilayah yang ditaklukkannya karena umat Islam tidak memperbudak dan bukan bertujuan mengusai, akan tetapi tujuannya adalah membebaskan wilayah tersebut, membebaskan wilayah tersebut dari kezaliman penguasanya dan hukum-hukum yang tidak adil. Oleh karena itu, kita jumpai wilayah-wilayah yang ditaklukkan umat Islam, penduduk pribuminya berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Sebelum umat Islam menguasai Andalus, daratan Siberia itu dikuasai oleh seorang raja zalim yang dibenci oleh rakyatnya, yaitu Raja Roderick. Di sisi lain, berita tentang keadilan umat Islam masyhur di masyarakat seberang Selat Gibraltar ini. Oleh karena itu, orang-orang Andalusia sengaja meminta tolong dan memberi jalan kepada umat Islam untuk menngulingkan Roderick dan membebaskan mereka dari kezalimannya.

Segera setelah permintaan tersebut sampai kepada Thariq, ia langsung melapor kepada Musa bin Nushair untuk meminta izin membawa pasukan menuju Andalus. Kabar ini langsung disampaikan Musa kepada Khalifah al-Walid bin Abdul Malik dan beliau menyetujui melanjutkan ekspansi penaklukkan Andalus yang telah dirintis sebelumnya.

Pada bulan Juli 710 M, berangkatlah empat kapal laut yang membawa 500 orang pasukan terbaik umat Islam. Pasukan ini bertugas mempelajari bagaimana medan perang Andalusia, mereka sama sekali tidak melakukan kontak senjata dengan orang-orang Eropa. Setelah persiapan dirasa cukup dan kepastian kabar telah didapatkan, Thariq bin Ziyad membawa serta 7000 pasukan lainnya melintasi lautan menuju Andalusia.

Mendengar kedatangan kaum muslimin, Roderick yang tengah sibuk menghadapi pemberontak-pemberontak kecil di wilayahnya Perang Sidonialangsung mengalihkan perhatiannya kepada pasukan kaum muslimin. Ia kembali ke ibu kota Andalusia kala itu, Toledo, untuk mempersiapkan pasukannya menghadang serangan kaum muslimin. Roderick bersama 100.000 pasukan yang dibekali dengan peralatan perang lengkap segera berangkat ke Selatan menyambut kedatangan pasukan Thariq bin Ziyad.

Ketika Thariq bin Ziyad mengetahui bahwa Roderick membawa pasukan yang begitu besar, ia segera menghubungi Musa bin Nushair untuk meminta bantuan. Dikirimlah pasukan tambahan yang jumlahnya hanya 5000 orang.

Akhirnya pada 28 Ramadhan 92 H bertepatan dengan 18 Juli 711 M, bertemulah dua pasukan yang tidak berimbang ini di Medina Sidonia. Perang yang dahsyat pun berkecamuk selama delapan hari. Kaum muslimin dengan jumlahnya yang kecil tetap bertahan kokoh menghadapi hantaman orang-orang Visigoth pimpinan Roderick. Keimanan dan janji kemenangan atau syahid di jalan Allah telah memantapkan kaki-kaki mereka dan menyirnakan rasa takut dari dada-dada mereka. Di hari kedelapan, Allah pun memenangkan umat Islam atas bangsa Visigoth dan berakhirlah kekuasaan Roderick di tanah Andalusia.

Setelah perang besar yang dikenal dengan Perang Sidonia ini, pasukan muslim dengan mudah menaklukkan sisa-sisa wilayah Andalusia lainnya. Musa bin Nushair bersama Thariq bin Ziyad berhasil membawa pasukannya hingga ke perbatasan di Selatan Andalusia.

Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad tidak hanya mengalahkan penguasa-penguasa zalim di Eropa, namun mereka berhasil menaklukkan hati masyarakat Eropa dengan memeluk Islam. Mereka berhasil menyampaikan pesan bahwa Islam adalah agama mulia dan memuliakan manusia. Manusia tidak lagi menghinakan diri mereka di hadapan sesama makhluk, kemuliaan hanya diukur dengan ketakwaan bukan dengan nasab, warna kulit, status sosial, dan materi. Musa dan Thariq juga berhasil menanamkan nilai-nilai tauhid, memurnikan penyembahan hanya kepada Allah semata.

Memandang keberhasilan Musa dan Thariq menaklukkan Andalusia dan menanamkan nilai-nilai Islam di negeri tersebut, khalifah al-Walid bin Abdul Malik memanggil mereka berdua  kembali ke Damaskus.

Bagaimana ini sobat inspire .. keren bukan perjuangan thariq bin Ziyad dalam menyebarkan Islam di Andalusia , dan menanamkan tauhid di para hati masyarakatnya .. bukan hanya itu , datangnya thariq bin Ziyad ini juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Eropa di zaman itu loh , saking baiknya dan pengorbanannya yang begitu besar terhadap masyarakat Eropa

Jasa-jasa Thariq dan kepahlawanannya diabadikan dengan nama selat yang memisahkan Maroko dan Spanyol dengan nama Selat Gibraltar. Gibraltar adalah kata dalam bahasa Spanyol yang diartikan dalam bahasa Arab sebagai Jabal Thariq atau dalam bahasa Indonesia Bukit Thariq.

Yuk kita contoh hal-hal baik yang ada pada diri thariq bin Ziyad untuk memajukan Islam di zaman sekarang

Oleh. Fathia Irhami